
Profil Pendidikan Gibran Rakabuming, Wakil Presiden Indonesia Digugat, Sebenarnya Lulusan dari Sekolah Mana?
Nama Gibran Rakabuming Raka belakangan ini menjadi pusat perhatian publik, bukan hanya karena jabatannya sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024–2029, melainkan juga karena isu yang menyeret ijazah SMA Gibran.
Seorang warga sipil, Subhan Palal, melayangkan gugatan ke pengadilan dengan alasan bahwa ijazah SMA Gibran tidak memenuhi persyaratan yang diatur dalam Undang-Undang Pemilu. Pasalnya, Gibran menempuh pendidikan menengahnya di luar negeri, tepatnya di Singapura dan Australia.
Hal ini memunculkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat:
👉 Gibran lulusan SMA mana sebenarnya? Apakah ijazah SMA luar negeri sah diakui dalam syarat pencalonan presiden dan wakil presiden?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita telusuri lebih jauh jejak pendidikan Gibran sejak masa sekolah dasar hingga perguruan tinggi, serta bagaimana kontroversi ijazahnya bisa menjadi isu hukum dan politik nasional.
Jejak Pendidikan Gibran Rakabuming dari SD Hingga Kuliah
Masa SD dan SMP di Solo
Gibran Rakabuming Raka lahir di Surakarta pada 1 Oktober 1987. Ia merupakan anak pertama Presiden Joko Widodo dan Iriana. Masa kecilnya dihabiskan di Kota Solo, tempat ia menempuh pendidikan dasar hingga menengah pertama.
-
Sekolah Dasar: SDN 16 Mangkubumen Kidul, Solo
-
Sekolah Menengah Pertama: SMP Negeri 1 Surakarta
Dari sinilah, Gibran mulai dikenal sebagai sosok yang tekun belajar, meskipun kala itu ia belum banyak terekspos publik karena Jokowi masih menjalankan usaha mebel dan belum terjun ke dunia politik.
Pendidikan Menengah (SMA) di Singapura dan Australia
Setelah lulus SMP, Gibran melanjutkan sekolah menengah atas ke luar negeri.
-
2002 – 2004: Orchid Park Secondary School, Singapura
-
Sekolah ini berbasis di kawasan Yishun, Singapura.
-
Termasuk salah satu sekolah menengah yang cukup baru saat itu karena resmi dibuka pada 2001.
-
Gibran tercatat sebagai salah satu angkatan awal yang bersekolah di sini.
-
-
2004 – 2007: UTS Insearch, Sydney, Australia
-
UTS Insearch merupakan lembaga pendidikan pathway atau program persiapan setara SMA.
-
Program ini dirancang bagi siswa internasional yang ingin melanjutkan kuliah di University of Technology Sydney (UTS) maupun kampus internasional lainnya.
-
Masa studi Gibran di sini berlangsung tiga tahun, sehingga total masa pendidikan menengahnya adalah 5 tahun (2 tahun di Singapura + 3 tahun di Australia).
-
Pertanyaan netizen “Gibran lulusan SMA mana” dijawab dengan fakta bahwa ia memang menempuh pendidikan menengah di dua negara berbeda, bukan di SMA di Indonesia.
Pendidikan Tinggi di Singapura
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah di Australia, Gibran kembali ke Singapura untuk kuliah.
-
2007 – 2010: Management Development Institute of Singapore (MDIS)
-
Jurusan: Manajemen
-
MDIS adalah kampus swasta ternama di Singapura yang berdiri sejak 1956 dan fokus pada pendidikan vokasi serta program internasional.
Gibran lulus pada tahun 2010 dengan gelar sarjana manajemen.
Kontroversi Ijazah SMA Gibran
Latar Belakang Gugatan
Subhan Palal, seorang warga sipil, mengajukan gugatan dengan alasan bahwa ijazah SMA Gibran tidak sesuai syarat UU Pemilu. Menurut UU, calon presiden dan wakil presiden harus minimal lulusan SMA/SLTA atau sederajat.
Masalahnya adalah, Gibran menempuh pendidikan SMA di luar negeri. Meski sekolah di Singapura dan Australia diakui setara SMA secara internasional, penggugat menilai aturan UU harus merujuk pada lembaga pendidikan yang setara dalam negeri.
Perdebatan di Ranah Hukum
Gugatan ini memunculkan sejumlah perdebatan:
-
Apakah ijazah luar negeri otomatis diakui setara dengan SMA di Indonesia?
-
Apakah program pathway seperti UTS Insearch Sydney bisa disamakan dengan SMA?
-
Bagaimana peran KPU dalam memverifikasi ijazah calon pemimpin bangsa?
Tuntutan Ganti Rugi
Selain mempersoalkan ijazah, gugatan juga menuntut agar Gibran dan KPU membayar ganti rugi sebesar Rp125 triliun kepada negara serta Rp10 juta yang harus disetorkan ke kas negara. Angka fantastis ini menambah panasnya perbincangan publik.
Karier Gibran Setelah Lulus Kuliah
Sebelum dikenal sebagai pejabat publik, Gibran terlebih dahulu menekuni dunia bisnis. Beberapa langkah kariernya antara lain:
-
Chili Pari (2010)
Usaha katering yang berbasis di Solo dan melayani berbagai acara pernikahan maupun kegiatan besar. -
Markobar (Martabak Kota Barat)
Waralaba martabak yang menjadi salah satu ikon usaha kuliner Gibran. -
PT Pemuda Cari Cuan (2019)
Gibran menjadi komisaris utama perusahaan ini sebelum masuk ke dunia politik.
Baru pada tahun 2020, Gibran resmi terjun ke politik dengan maju sebagai calon Wali Kota Solo. Kemenangannya membuka jalan bagi karier politik yang lebih tinggi hingga akhirnya menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Prabowo Subianto.
Perspektif Hukum: Sah atau Tidak Sah?
Hingga kini, status ijazah SMA Gibran masih dalam proses hukum. Ada dua pandangan utama:
-
Pandangan Penggugat
-
Pendidikan luar negeri tidak otomatis memenuhi syarat UU Pemilu.
-
Harus ada penyetaraan ijazah resmi dari Kementerian Pendidikan.
-
-
Pandangan KPU dan Pihak Pendukung Gibran
-
Semua dokumen Gibran sudah diverifikasi sesuai prosedur saat pendaftaran.
-
Sekolah di Singapura dan Australia setara dengan SMA internasional, sehingga sah diakui.
-
FAQ: Pertanyaan Netizen Seputar Pendidikan Gibran
1. Apakah benar Gibran lulusan SMA di Singapura?
Ya, Gibran bersekolah di Orchid Park Secondary School, Singapura dari 2002–2004.
2. Mengapa Gibran juga sekolah di Australia?
Setelah dua tahun di Singapura, ia melanjutkan pendidikan ke UTS Insearch Sydney (2004–2007) sebagai jalur persiapan kuliah.
3. Jadi, ijazah SMA Gibran dari mana?
Secara riwayat, Gibran menempuh pendidikan menengah di Singapura dan Australia, bukan SMA di Indonesia.
4. Kuliah Gibran di kampus mana?
Gibran kuliah di Management Development Institute of Singapore (MDIS) jurusan Manajemen, lulus tahun 2010.
5. Apakah lulusan luar negeri sah sebagai syarat capres/cawapres?
Inilah inti kontroversi. Menurut KPU sah, tapi penggugat menilai tidak sesuai UU Pemilu.
6. Kenapa masa SMA Gibran lima tahun?
Karena ia menempuh 2 tahun di Singapura dan 3 tahun di Australia sebelum masuk kuliah.
Analisis: Mengapa Kasus Ijazah Gibran Penting?
Kontroversi ijazah SMA Gibran bukan sekadar soal dokumen pendidikan, melainkan menyangkut:
-
Legitimasi hukum calon pemimpin bangsa.
-
Transparansi verifikasi KPU dalam pendaftaran capres/cawapres.
-
Preseden politik, apakah kasus ini bisa menjadi rujukan untuk pemilu berikutnya.
Kesimpulan
Polemik mengenai ijazah SMA Gibran Rakabuming muncul karena perbedaan tafsir atas UU Pemilu. Secara faktual, Gibran memang menempuh pendidikan menengah di Singapura dan Australia, bukan di sekolah SMA di Indonesia.
Ia kemudian melanjutkan kuliah di MDIS Singapura dan lulus pada 2010. Namun, sah atau tidaknya ijazah tersebut untuk memenuhi syarat pencalonan wapres kini bergantung pada proses hukum yang sedang berlangsung.
Bagi publik, kasus ini bukan hanya soal legalitas ijazah, tetapi juga tentang transparansi, keadilan, dan standar hukum yang berlaku untuk semua calon pemimpin bangsa.
Iam a master of education from one of the state universities in Yogyakarta, has a writers and travelling hobby in wordpress or blogger platform, I Have stayed at Raja Ampat and Yogyakarta City, You can Connect Me in Bingkai Berita| Belajar Internet|Travel and Kuliner